Saptohoedojo dan Jejak Seni, Pariwisata, Warisan Budaya yang Abadi
Yogyakarta, jogja-ngangkring.com - Peringatan 100 tahun Saptohoedojo bukan hanya selebrasi atas lahirnya seorang maestro seni rupa Indonesia, melainkan pula perenungan atas warisan pemikiran dan karya beliau yang terus hidup dan berdampak. Dalam rangkaian peringatan tersebut, diluncurkan buku "Saptohoedojo: Seni Rakyat dan Keabadian", sebuah antologi reflektif yang menghimpun pandangan berbagai tokoh lintas bidang terhadap sosok seniman yang menghidupkan budaya sebagai nafas kebangsaan.
Salah satu penulis dalam buku ini adalah Arya Aryanto, pelaku pariwisata sekaligus dosen di Politeknik API Yogyakarta. Arya menyampaikan kebanggaan karena dapat berkontribusi dalam karya yang mengangkat pemikiran Saptohoedojo dari berbagai perspektif. “Saya merasa terhormat diundang dalam proyek ini. Ini bukan sekadar buku, tetapi sebuah ruang kolektif untuk mengenang dan melanjutkan gagasan besar beliau,” ujarnya.
Bagi Arya, Saptohoedojo adalah sosok yang bukan hanya berkarya di atas kanvas, tetapi juga di atas tanah—secara harfiah dan simbolik. Salah satu kontribusi besarnya adalah membangkitkan potensi kawasan Kasongan, Bantul, Yogyakarta, menjadi pusat kerajinan gerabah sekaligus destinasi wisata budaya. Dengan sentuhan seni dan visi kulturalnya, kawasan tersebut tumbuh menjadi contoh konkret bagaimana seni dapat menjelma sebagai kekuatan ekonomi masyarakat.
“Beliau berhasil membuktikan bahwa seni tidak harus eksklusif. Lewat gerabah, masyarakat Kasongan membangun ekonomi lokal. Dan itu lahir dari cara berpikir seorang Saptohoedojo yang mengakar dan jauh ke depan,” jelas Arya.
Menurut Arya, pariwisata yang dirancang oleh tokoh-tokoh seperti Saptohoedojo adalah jenis pariwisata yang sejati: berbasis budaya, memberdayakan masyarakat, dan dirancang untuk keberlanjutan. Ia menekankan bahwa wisata semacam ini tidak bersifat sesaat, tetapi memberikan dampak yang meluas dan bertahan lama.
Sebagai penutup, Arya menegaskan bahwa peluncuran buku "Saptohoedojo: Seni Rakyat dan Keabadian" adalah bukan hanya penghormatan terhadap seorang seniman besar, melainkan juga pengingat bahwa warisan Saptohoedojo adalah fondasi penting bagi pengembangan pariwisata Indonesia ke depan. Pariwisata yang memuliakan budaya, memberdayakan masyarakat, dan menjaga warisan leluhur—itulah yang telah beliau wariskan, dan itulah pula yang perlu terus kita kembangkan.(Yun)
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar