58 Kepala Daerah Kunjungi Dapur Bakpia Jogkem
YOGYAKARTA, jogja-ngangkring.com — Kamis siang (07/08/2025), suasana di Outlet Bakpia Jogkem Gedong Kuning, Yogyakarta, tampak ramai. Di antara ratusan pengunjung, hadir 58 kepala daerah anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang ikut serta dalam kunjungan ke dapur produksi Bakpia Jogkem. Dengan konsep open kitchen, pengunjung tidak hanya menyaksikan proses pembuatan bakpia, tetapi juga mendapat kesempatan untuk belajar langsung meraciknya. Didampingi Direktur Utama PT Jogkem Grup, Arya Ariyanto, para kepala daerah tampak antusias mencoba menggulung adonan bakpia bersama kru dapur. Tangan-tangan yang sehari-hari mengurus administrasi pemerintahan, hari itu sibuk membentuk bulatan adonan bakpia dengan penuh semangat.
Wakil Bupati Muna, Sulawesi Tenggara, La Ode Asrafil, turun langsung menguleni adonan. “Kami datang langsung untuk melihat prosesnya dan belajar membuat bakpia. Ini produk yang sangat potensial bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, “InsyaAllah kami akan bawa produk ini ke Muna, memperkenalkan Bakpia Jogkem sebagai ikon Jogja. Dan semoga spirit Jogkem dan Jogja Pusaka bisa mendorong perekonomian dan pariwisata daerah kami. Kabupaten Muna tergabung dalam JKPI sejak 2016 lalu. ”
Direktur Eksekutif JKPI, Nanang Asfarinal, turut membagikan kesannya. “Kelihatannya gampang, tapi ternyata butuh kesabaran dan teknik. Ini jadi pelajaran penting—produk UMKM yang tampak sederhana ternyata dibangun dari kerja keras dan standar mutu tinggi,” ujarnya sambil tersenyum.
“Bakpia ini bukan cuma oleh-oleh. Ia bagian dari identitas budaya Yogyakarta, menjadi contoh nyata bagaimana warisan budaya bisa menjadi kekuatan ekonomi. Ini yang perlu direplikasi,” imbuhnya.
Bakpia Jogkem dikenal dengan teksturnya yang lembut dan tingkat kemanisan yang pas. Tidak hanya sebagai jajanan, produk ini telah menjadi simbol warisan budaya yang dibingkai dengan pendekatan modern. “Kami memakai bahan terbaik, tanpa pengawet. Karena itu hanya tahan tiga hari—dan itu memang pilihan sadar,” jelas Arya Ariyanto.
Kunjungan ke Bakpia Jogkem ini menjadi penutup manis dari Rakernas XI JKPI yang berlangsung pada 6–8 Agustus 2025 di Hotel Tentrem, Yogyakarta. Tahun depan, tongkat estafet penyelenggaraan JKPI akan berpindah ke Ternate, Maluku Utara—kota rempah yang menyimpan sejarah panjang.
Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) adalah forum kerja sama antarpemerintah daerah yang memiliki visi dan komitmen untuk melestarikan warisan budaya dan sejarah kota. JKPI didirikan pada 25 Oktober 2008 di Surakarta, dengan latar belakang keprihatinan atas hilangnya banyak situs bersejarah dan kearifan lokal akibat modernisasi yang tidak terkontrol.
Adapun “kota pusaka” merujuk pada kota yang memiliki kekayaan warisan budaya—baik yang bersifat bendawi seperti bangunan dan kawasan cagar budaya, maupun tak bendawi seperti tradisi, seni, bahasa, dan kuliner lokal—yang terus dijaga dan diwariskan antar generasi. Kota pusaka bukan hanya soal masa lalu, tetapi juga tentang bagaimana sejarah dan tradisi menjadi bagian aktif dari pembangunan kota di masa kini.
Dari dapur kecil yang hangat di Gedong Kuning, semangat besar kembali ditegaskan, UMKM bukan sekadar penopang ekonomi, melainkan juga penjaga pusaka bangsa. Dari Yogyakarta, inspirasi ini terus mengalir ke seluruh penjuru negeri. (Yun)
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar