KAMPUS KARIER

Seruan Moral UGM "Hentikan Kekerasan Selamatkan Demokrasi"

  • Administrator
  • Minggu, 31 Agustus 2025
  • menit membaca
  • 203x baca
Seruan Moral UGM

Seruan Moral UGM "Hentikan Kekerasan Selamatkan Demokrasi"

Yogyakarta, jogja-ngangkring.com – Gelombang aksi massa yang menjalar di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, dan sejumlah kota besar lain, mendapat perhatian serius dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Sivitas akademika kampus Bulaksumur itu menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi demonstrasi yang berujung bentrokan, perusakan fasilitas umum, hingga menelan korban jiwa.

“Jika tindakan anarkis terus terjadi dan tidak terkendali, situasi ini dapat membawa bangsa menuju kehancuran dan tragedi kemanusiaan,” demikian Seruan Moral UGM yang dibacakan oleh Rektor UGM Ova Emilia di Balairung UGM, Minggu (31/8/2025). Ova didampingi oleh para petinggi UGM, guru besar dan beberapa dosen.

Dalam pernyataan resmi itu UGM menegaskan lima sikap moral. 

Pertama, menyampaikan duka cita atas jatuhnya korban jiwa dan luka-luka, serta menyerukan penghentian segala bentuk kekerasan maupun tindakan anarkis. Kedua, mendukung gerakan damai masyarakat untuk menekan pemerintah melakukan perbaikan menyeluruh, terutama dalam penegakan hukum, pemulihan ekonomi, dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Ketiga, UGM mengingatkan pemerintah dan DPR agar menghentikan kebijakan yang tak berpihak pada keadilan dan justru memperlebar jurang antara elite politik dan rakyat. Kebijakan semacam itu, menurut UGM, telah mengancam keberlangsungan demokrasi dan menguntungkan kelompok oligarki.

Keempat, UGM mendorong mahasiswa, khususnya dari kampus tersebut, untuk tetap menunjukkan kepedulian terhadap kondisi bangsa dengan cara konstruktif serta menjaga diri dalam setiap aksi. Terakhir, UGM mengimbau aparat negara, baik Polri maupun TNI, agar mendengarkan aspirasi masyarakat dengan prinsip responsif dan akuntabel.

Seruan moral tersebut adalah wujud tanggung jawab akademik dan nurani kebangsaan. “Demi menjaga keutuhan bangsa dan cita-cita kemanusiaan, kami mengajak semua pihak menahan diri dan menempuh jalan damai,” demikian pernyataan yang ditandatangani  sivitas akademika UGM.  

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, yang juga hadir dalam kesempatan itu menegaskan bahwa perubahan hanya dapat dicapai melalui jalan-jalan damai bukan dengan kekerasan yang justru dapat menambah penderitaan rakyat. "Demokrasi jangan sampai terjebak pada kekerasan karena kekerasan hanya akan melahirkan korban dan itu seringkali merugikan rakyat.  Pemerintah tidak bisa tinggal diam dalam menghadapi situasi ini. Langkah-langkah represif yang selama ini muncul justru memperparah ketegangan dan memperlebar jurang ketidakpercayaan masyarakat." 

Arie Sujito juga menyoroti faktor akumulasi persoalan ekonomi, pengangguran, hingga kebijakan anggaran yang kontroversial sebagai pemicu meningkatnya ekskalasi masa. "Berbagai masalah struktural tersebut telah lama menekan masyarakat dan kini meledak dalam bentuk aksi-aksi besar. Pemerintah harus berani melakukan reformasi kebijakan agar kepercayaan rakyat bisa dipulihkan. Mari hentikan kekerasan namun tetap kritis agar pemerintah segera melakukan perbaikan." (Tor)

Tinggalkan Komentar

Kirim Komentar