Tujuh Guru Besar Dikukuhkan, UIN Sunan Kalijaga Teguhkan Peran Ilmu bagi Kebangsaan
YOGYAKARTA, jogja-ngangkring.com — Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar pada Rabu, 17 Desember 2025, di Gedung Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah. Dalam sidang tersebut, tujuh dosen resmi dikukuhkan sebagai guru besar.
Sidang senat terbuka dipimpin langsung oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Noorhaidi, dan dihadiri jajaran senat universitas, sivitas akademika, serta undangan dari berbagai kalangan. Prosesi berlangsung khidmat sebagai peneguhan amanah intelektual dan tanggung jawab keilmuan.
Dalam sambutannya, Rektor Noorhaidi menegaskan bahwa gelar guru besar bukanlah akhir perjalanan akademik, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Guru besar dituntut tidak hanya produktif secara akademik, tetapi juga relevan secara sosial dan berpihak pada kemaslahatan umat, bangsa, dan kemanusiaan. Rektor juga menyampaikan bahwa dari total 756 dosen UIN Sunan Kalijaga, sebanyak 12,5 persen di antaranya telah menyandang jabatan guru besar. Capaian ini, menurutnya, menjadi indikator komitmen institusi dalam menjaga kualitas akademik dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Salah satu pidato pengukuhan yang mendapat perhatian disampaikan oleh Prof. Mochamad Sodik, Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Gerakan Keagamaan pada Fakultas Syariah dan Hukum. Dalam pidatonya berjudul “Embracing The Others: Dari Refleksivitas Personal-Komunalis Menuju Masyarakat Nasionalis”, ia menekankan pentingnya sikap reflektif, keterbukaan terhadap perbedaan, serta penguatan nasionalisme inklusif di tengah dinamika gerakan keagamaan. Menurut Prof. Sodik, masyarakat Indonesia membutuhkan perspektif sosiologis yang mampu merangkul keragaman, mengelola identitas keagamaan secara dewasa, dan menjadikan nilai kebangsaan sebagai titik temu. Ilmu pengetahuan, tegasnya, harus berfungsi sebagai jembatan dialog, bukan alat eksklusi.
Selain Prof. Mochamad Sodik, enam akademisi lain yang dikukuhkan sebagai guru besar adalah: Erika Setyanti Kusuma Putri (Psikologi Industri dan Organisasi), Sabaruddin (Sosiologi Pendidikan), Siti Fatimah (Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam), Ustadi Hamsah (Hubungan Antaragama), Maharsi (Islam dan Budaya), serta Ahmad Yani Anshori (Fiqih Siyasah).
Pengukuhan tujuh guru besar ini menegaskan peran UIN Sunan Kalijaga sebagai rumah ilmu yang terus merawat dedikasi intelektual serta menautkan keislaman, keilmuan, dan keindonesiaan dalam satu tarikan napas akademik. (Yun)
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar