OPINI
Mengentaskan Pengangguran di Kota Yogyakarta dengan Pendekatan Inovatif
Arya Ariyanto SE.,MM.Par.
Pengangguran merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Kota Yogyakarta. Pada Februari 2024, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat sebesar 3,24% (BPS Yogyakarta) (BPS Yogyakarta). Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan TPT pada Agustus 2023 yang berada di angka 3,69%. Secara umum, jumlah angkatan kerja di Yogyakarta pada Agustus 2023 mencapai 2,22 juta orang, dengan 96,31% di antaranya bekerja, sehingga sekitar 2,14 juta orang memiliki pekerjaan (BPS Yogyakarta). Meskipun terjadi penurunan dalam TPT, masih terdapat kenaikan dalam pengangguran pedesaan akibat dampak El Nino (BPS Yogyakarta).
Sebagai kota pelajar dan pusat budaya, Yogyakarta harus mampu menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi warganya, terutama bagi para lulusan perguruan tinggi yang semakin meningkat setiap tahunnya. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan inovatif yang melibatkan berbagai sektor dan pemangku kepentingan.
Yogyakarta sebagai destinasi wisata terkemuka memiliki banyak potensi yang dapat digali lebih dalam. Pengembangan destinasi wisata baru, peningkatan kualitas pelayanan, serta promosi wisata yang lebih gencar akan menarik lebih banyak wisatawan domestik dan mancanegara. Peningkatan jumlah wisatawan akan mendorong pertumbuhan industri perhotelan, restoran, transportasi, dan sektor-sektor terkait lainnya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
Pendidikan dan pelatihan vokasional juga harus diperkuat untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap bersaing di pasar kerja. Kerjasama antara perguruan tinggi, lembaga pelatihan, dan industri perlu ditingkatkan agar lulusan memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Program magang dan pelatihan kerja di berbagai sektor industri dapat menjadi jembatan bagi para lulusan untuk mendapatkan pengalaman kerja yang berharga sebelum memasuki dunia kerja sesungguhnya.
Salah satu pelatihan vokasional yang dapat menjadi bekal calon tenaga kerja untuk mendapat tempat di bursa tenaga kerja adalah pelatihan staff hotel dan kru kapal pesiar. Pada tahun 2024 proyeksi kebutuhan tenaga kerja di sektor perhotelan 8.559.378 orang dan di tahun 2025 mencapai angka 8.608.484 orang. Sementara itu kebutuhan kru kapal pesiar internasional tahun 2022-2028 diprediksi mengalami peningkatan sebesar 19%, yaitu dari 625.000 (2022) menjadi 746.000 kru pada 2028 nanti.
Selain itu, pemerintah perlu mendorong investasi dari sektor swasta baik lokal maupun internasional. Dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, seperti kemudahan perizinan, insentif pajak, dan infrastruktur yang memadai, akan menarik minat investor untuk membuka usaha di Yogyakarta. Investasi ini akan menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Tak kalah penting, pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan pekerja dengan menerapkan kebijakan upah yang adil dan perlindungan sosial yang memadai. Peningkatan kualitas hidup pekerja akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan berkelanjutan.
Keberhasilan dalam mengentaskan pengangguran di Yogyakarta memerlukan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan inovatif, Yogyakarta dapat mengatasi tantangan pengangguran dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh warganya. Melalui upaya bersama, Yogyakarta akan menjadi kota yang lebih sejahtera, inklusif, dan berdaya saing tinggi.
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar