ANGKRINGAN

Yad Blangkon, Mimpi Jadi Nyata

  • Administrator
  • Jumat, 07 Februari 2025
  • menit membaca
  • 224x baca
Yad Blangkon, Mimpi Jadi Nyata

Yad Blangkon, Mimpi Jadi Nyata

Yogyakarta, jogja-ngangkring.com - Blangkon, penutup kepala khas Jawa yang kaya akan nilai budaya, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari busana tradisional. Sumaryadi, atau yang akrab disapa Yadi,  memulai perjalanan bisnisnya dari nol. Ia belajar membuat blangkon dari seorang ahli di Bugisan dan pada tahun 2000, bersama sang istri, Nurjanah, ia mendirikan Yad Blangkon, sebuah usaha kecil yang awalnya hanya melibatkan mereka berdua.

"Istri menjahit, saya membuat pola, memotong kain, dan memasarkan produk." Dengan keterbatasan modal, mereka harus bekerja keras, bahkan menawarkan produk mereka dari pintu ke pintu di tempat-tempat wisata seperti Borobudur dan Prambanan, hingga toko oleh-oleh di Yogyakarta. Usaha keras mereka mulai membuahkan hasil. Lambat laun, blangkon produksi Yad Blangkon mulai dikenal dan permintaan pun meningkat. Tidak hanya memproduksi blangkon khas Yogyakarta dan Solo, mereka juga mulai membuat pakaian adat dari berbagai daerah seperti Jawa Barat, Bali, Kalimantan, hingga Papua.  YAD Blangkon kini menawarkan berbagai pilihan bahan, mulai dari yang standar hingga premium. Mereka juga melayani pesanan khusus seperti blangkon dengan tambahan payet, sentuhan emas, atau desain yang dibuat sesuai permintaan pelanggan.

Perjalanan Yadi tidak selalu mulus. Pandemi COVID-19 menjadi ujian besar bagi bisnis YAD Blangkon. Permintaan turun drastis, dan produksi sempat terhenti selama tiga bulan. 

"Saya terpaksa menjual aset pribadi seperti motor dan mobil untuk bertahan." Meski demikian, ia tidak menyerah. Dengan memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Yad Blangkon berhasil menarik pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke Malaysia dan Singapura.

Keberhasilan Yad Blangkon tidak lepas dari semangat belajar yang terus dijaga oleh Yadi. Meski hanya lulusan SMP, ia aktif mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perindustrian dan bergabung dengan komunitas UKM. Anggota HIPPI ini juga rajin berpartisipasi dalam berbagai pameran, termasuk Pekan Raya Jakarta (PRJ), untuk memperkenalkan produknya ke pasar yang lebih luas. Keseriusannya dalam menjalankan usaha tercermin dari manajemen yang rapi, dengan pencatatan transaksi yang terorganisir. Saat ini Yad Blangkon mempekerjakan 15 karyawan, sebagian besar adalah tetangga di Kentolan kidul, Guwosari, Pajangan, Bantul.  

“Saya pernah bermimpi memiliki usaha yang stabil beserta rumah produksi dan showroomnya. Alhamdulillah, mimpi itu mulai terwujud.” Perjalanan hidup Sumaryadi adalah bukti nyata bahwa mimpi dapat menjadi kenyataan dengan tekad, kerja keras, dan kemauan untuk terus belajar. (Yun)

Tinggalkan Komentar

Kirim Komentar