ANGKRINGAN

Ruwahan, Pembersihan Hati Jelang Ramadhan

  • Administrator
  • Kamis, 29 Februari 2024
  • menit membaca
  • 84x baca
Ruwahan, Pembersihan Hati Jelang Ramadhan

Ruwahan, Pembersihan Hati Jelang Ramadhan

Yogyakarta (27/20), jogja-ngangkring.com -  “Selain bulan Muharram, ada tiga bulan harram lainnya yang berturutan yaitu Rajab, Syakban, dan Ramadhan.  Jika Rajab adalah bulan pembersihan secara fisik maka Syakban menggambarkan kompleksitas hati,  pusat segala kebaikan dan keburukan, menjadi momentum penting untuk membersihkan hati dari sifat-sifat negatif seperti hasud (iri), hubbuddunya (cinta dunia berlebihan), dan sejenisnya. Konsep ini disimbolkan dalam budaya Jawa dengan mengonversi istilah "Syakban" menjadi Ruwah yang merupakan pengucapan dari kata ruh, menandakan pembersihan hati secara mendalam,” kata KH Abdul Muhaimin dalam sebuah perbincangan pagi dengan jogja-ngangkring.com.

Ruwahan adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa menjelang bulan Ramadhan, biasanya melibatkan penyajian makanan khas seperti ketan, kolak, dan apem. Sajian khas dalam tradisi Ruwahan tidak sekadar menjadi hidangan, melainkan juga membawa pesan moral yang dalam tentang pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan selalu memaafkan kesalahan orang lain. Tradisi ini mengandung nilai-nilai kebersamaan, spiritualitas, dan pengampunan, yang sejalan dengan ajaran agama Islam dan budaya Jawa.

Dalam bulan Ruwah (Syakban) juga ada tradisi nyadran, yaitu mengajak orang untuk mengunjungi kuburan leluhur,  memohon ampunan untuk mereka serta sebagai pengingat akan dosa dan kematian. Tradisi ini merupakan warisan para penyebar agama islam (wali) seperti Sunan Kalijaga. Para wali, meskipun kadang-kadang dianggap sebagai sosok mistis oleh masyarakat, sebenarnya adalah tokoh yang menekankan aspek keagamaan yang kultural. Mereka mengajarkan nilai-nilai spiritual melalui simbolisme dan upacara-upacara yang sarat dengan makna. Namun sayangnya, banyak tradisi ini terlupakan karena perkembangan zaman dan arus modernisasi. Kehilangan pemahaman akan sejarah dan spiritualitas dari tradisi-tradisi tersebut mengakibatkan kehilangan nilai-nilai berharga

Lebih lanjut pengurus Ponpes Nurul Ummahat Kotagede ini menyampaikan bahwa pengertian akan pentingnya pembersihan fisik dan spiritual dalam bulan Rajab dan Syakban  juga ditekankan dalam hadits dan ajaran Islam. Puasa dalam Islam bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga sebagai fase spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh keberkahan.

Meskipun demikian, seringkali pemahaman dan pelaksanaan tahapan-tahapan ini dilakukan secara terpisah dan tidak menyeluruh. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk benar-benar memahami arti dan tujuan dari setiap tahapan spiritual ini, serta melaksanakannya dengan kesadaran dan ketulusan yang tinggi, agar dapat mencapai berkah dan keberkahan yang dijanjikan oleh Allah SWT. (yun)

.

Tinggalkan Komentar

Kirim Komentar