Sigit Risworo, Sukses dengan Kerja Cerdas
Yogyakarta, 17/02/2, jogja-ngangring.com – “Kunci sukses itu kerja cerdas bukan kerja keras. Untuk itu harus konsisten, telaten dan sabar, serta memegang komitmen dengan penuh tanggung jawab. Jalani proses dengan baik penuh semangat,” Sigit Risworo membuka obrolan santai dengan jogja-ngangkring.com beberapa waktu lalu.
Pria energik selalu senyum ini sukses mengelola bisnis kuliner di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. “Yang saya pegang sendiri ada tiga, yaitu Limasan Klampok, Bebek Goreng Limasan dan Resto Zukaria dengan karyawan sekitar 100 orang. Selain itu, sejak 2017 saya juga tergabung dengan Podho Management yang membawahi 6 restoran yaitu Pondok Bakaran (2), Baleroso (3), serta Pojok Bakaran Jambon dengan lebih dari 300 orang karyawan,” ujar pria yang saat ini tinggal di kampong Jurang, Bodon, Jagalan, Kotagede, Yogyakarta.
“Karier saya dimulai dari bawah, sebagai karyawan di purchasing, keuangan, marketing serta bagian lainnya. Dari situlah saya belajar hingga diberi amanah mengelola restoran. Posisi pertama saya sebagai Manager Operasional adalah di Omah Duwur Resto pada tahun 2009 hingga 2013,” imbuh pria yang juga pernah dua tahun mengelola Salam Resto di Muntilan ini.
Sigit adalah lulusan Akademi Perhotelan Desanta program D2 pada 1997. Untuk menambah ilmu dan mendukung pekerjaannya, pada 2010 dia belajar marketing lagi hingga akhirnya lulus dari Diploma 3 Akademi Akuntasi YKPN.
“Konsep “kerja cerdas” itu terinspirasi dari seorang senior manager yang sekarang sukses menjadi eksportir kerajinan mebel. Kerja cerdas maksudnya harus pandai mencari peluang serta pandai memanfaatkan peluang yang ada. membidik peluang,” kata pria kelahiran 23 Mei 1975 ini.
Dalam perjalanan mengelola bisnis kuliner, Sigit menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu hambatan utama yang dihadapi adalah persaingan di pasar yang semakin ketat. Saat ini jumlah pesaingnya meningkat sehingga mendorongnya untuk terus menciptakan produk yang berbeda dan menarik bagi konsumen serta meningkatkan kualitas pelayanan terhadap para pelanggan.
“Selain tantangan pasar, manajemen sumber daya manusia (SDM) juga menjadi aspek krusial dalam mengelola bisnis kuliner,” lanjut Sigit.
Sigit menyadari pentingnya memberikan pelatihan dan pengembangan keahlian kepada karyawannya agar dapat berprestasi di bidangnya masing-masing. Mencari lokasi yang strategis juga merupakan langkah penting, karena lokasi yang baik dapat memengaruhi pengalaman konsumen dan kinerja restoran secara keseluruhan.
Dalam upaya menjaga standar kualitas, Sigit menekankan pentingnya standarisasi restoran, terutama dalam hal kebersihan dapur dan kecepatan pelayanan. Namun, ia juga mengakui bahwa tidak semua usaha yang dijalankannya berhasil. Pengalaman gagal merupakan bagian dari proses belajar yang tak ternilai harganya.
”Saya punya obsesi untuk secepatnya memulai usaha sendiri di rumah. Yang lebih sederhana, tidak memakan waktu, tenaga, dan pikiran, namun tetap menguntungkan. Menciptakan produk kuliner yang bisa dipasarkan secara mandiri, tanpa harus menghadapi kompleksitas yang terkait dengan bisnis restoran,“ kata pria yang juga aktif dalam pengembangan Desa Wisata Jagalan, Banguntapa, Bantul ini mengakhiri perbincangan. (yun)
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar