Pameran Seni "Rekonstruksi" Membuka Panggung untuk Pencarian Jati Diri Manusia
Sleman, jogja-ngangkring.com - Anak Tangga Collective mengumumkan pameran seni pertama mereka yang berjudul "REKONSTRUKSI", yaitu menggabungkan karya seni dengan pencarian jati diri.
Pameran ini menggambarkan refleksi mendalam tentang pencarian jati diri manusia, trauma, dan pengaruh lingkungan terhadap individu. Pencarian ini sering kali penuh kebingungan, terutama saat individu mencari pengakuan dari lingkungannya.
"Rekonstruksi" berusaha untuk membawa kesadaran dan jati diri, mengajak pengunjung untuk menemukan kesadaran atas trauma sebagai langkah menuju identitas melalui karya seniman yang dipamerkan. Dengan karya-karya yang mengeksplorasi konflik batin dan pencarian jati diri, pameran ini berharap dapat membantu pengunjung menemukan kembali kesadaran dan jati diri pribadi mereka. Melalui interpretasi dari 16 seniman muda yang berbakat, tema yang mendalam ini disatukan dalam satu ruang.
Raffael Arlief menampilkan karyanya yang berjudul "It's better if we are together ". Karya berdimensi 100 x 100 cm dengan campuran media di atas kanvas ini memberi gambaran tentang bagaimana lingkungan pertemanan mempengaruhi identitas dan jati diri seseorang. Lukisan ini mencerminkan perjalanan melewati trauma yang perlahan-lahan ia tinggalkan. Dengan merasakan ketidak dihargai, ditolak, dan diabaikan, Raffael melihat bagaimana pengaruh ini perlahan memudar seiring waktu, karena ia berhasil membangun kembali jati dirinya. Melalui pemahaman bahwa dirinya telah terperangkap oleh trauma-trauma tersebut, ia mulai membuka diri dan menyadari pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan orang lain untuk menciptakan kehidupan yang lebih tenteram.
Perupa lain, Kemala Hayati, menampilkan sulaman tangan di atas kain Monk berukuran 70x70 cm dengan judul "Kenangan di Hari Hujan". Bagi Kemala, hujan jadi alasan berkumpul bersama, mengingat kenangan manis, termasuk momen saat ayah dan ibu memutuskan nama Kemala. Sore itu, ayah dan ibu berjalan di atas jembatan kayu di tepi sungai dan Kemala masih berada dalam kandungan ibu. Tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya, lalu mereka berteduh di surau dekat rumah. Surau yang indah di tepi sungai itu dikelilingi oleh bunga teratai yang sedang mekar. Saat melihat keindahan bunga teratai itu, ayah mengusulkan untuk memberi nama Kemala, yang berarti bunga teratai.
Pameran akan berlangsung dari tanggal 24 hingga 28 April 2024, mulai pukul 13.00 hingga 20.00, di Studio Kalahan, Jl. Sidoarum-Gamping No.50, Mejing Kidul, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55294. Pembukaan pameran akan dilaksanakan pada Rabu, 24 April 2024, pukul 16.00 WIB di Studio Kalahan, dengan pembukaan oleh Smita Dinakaramani, S.Psi., M.Psi., Psikolog dari Universitas Gadjah Mada, dan monolog karya Dyonisius Vito.
Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui akun Instagram @rekonstruksi.exhibition atau menghubungi Arbiansyah di nomor 083850006196. (Yun)
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar