AGENDA

"Batu Breksi Bernyanyi" Harmoni Alam, Musik, dan Perayaan Geoheritage

  • Administrator
  • Kamis, 22 Mei 2025
  • menit membaca
  • 71x baca

“Batu Breksi Bernyanyi” Harmoni Alam, Musik, dan Perayaan Geoheritage

Sleman, jogja-ngangkring.com – Tebing Breksi, salah satu situs geoheritage ikonik di Yogyakarta, kembali akan menjadi panggung pertunjukan seni kontemporer yang menggugah kesadaran ekologi dan mengangkat kearifan lokal melalui pertunjukan bertajuk “Batu Breksi Bernyanyi”. Acara ini akan digelar pada Minggu, 25 Mei 2025, mulai pukul 15.00 WIB hingga selesai, dalam rangka memperingati ulang tahun kawasan wisata tersebut.

Diprakarsai oleh Dr. Memet Chairul Slamet, seorang komposer kontemporer sekaligus akademisi, pertunjukan ini menyuguhkan karya musikal yang mengeksplorasi kekuatan bunyi dari elemen alam, terutama batu. Dalam pertunjukan ini, Dr. Memet sendiri akan memainkan ocarina—alat musik tiup berbahan batu yang mampu menghasilkan nada-nada alamiah, lembut, dan mendalam.

Sementara itu, para peserta dan kolaborator lain akan menggunakan beragam instrumen eksperimental yang juga bersumber dari batu. Alat-alat ini diciptakan atau dimodifikasi untuk mengeluarkan suara-suara unik yang merepresentasikan morfologi dan karakteristik bebatuan Breksi. Bunyi-bunyian dari batu akan berpadu dengan gerakan tubuh dan ekspresi musikal kolektif dalam sebuah komposisi yang imajinatif.

Dr. Memet dikenal aktif mengangkat isu-isu lingkungan dan geoestetika melalui pendekatan musikal. Gelar doktoral yang diraihnya di bidang seni musik kontemporer diperoleh lewat eksplorasi mendalam terhadap bunyi-bunyi alami dan motif tradisi. Karyanya bukan hanya bentuk ekspresi seni, tetapi juga menjadi dokumentasi ilmiah yang bernilai ekologis dan budaya.

Ia akan tampil bersama kelompok musik Gangsadewa Ethnic Ensemble, serta berkolaborasi dengan para pekerja Tebing Breksi dan seniman gerak di bawah arahan koreografer kawakan Agung Gunawan.  Pertunjukan ini menyatukan ekspresi musikal, ritme kerja, dan gerak tubuh masyarakat yang selama ini menjadi bagian dari lanskap Breksi.

Tebing Breksi sendiri merupakan situs geoheritage yang terbentuk dari lempeng-lempeng batuan  hasil aktivitas vulkanik jutaan tahun silam. Dulunya kawasan ini adalah area penambangan, namun kini bertransformasi menjadi ruang wisata dan budaya yang menguntungkan masyarakat secara ekonomi. Banyak warga setempat kini beralih profesi menjadi pengelola wisata, pedagang, pemandu lokal, hingga penyedia jasa kuliner.

“Batu Breksi Bernyanyi” bukan sekadar pertunjukan musik, melainkan sebuah perayaan kebudayaan yang berpijak pada alam. Dengan batu sebagai media bunyi dan sumber inspirasi, pertunjukan ini menghadirkan komposisi yang keras namun penuh makna, menandai harmoni antara manusia, musik, dan bumi.

Dirgahayu Tebing Breksi. Salam lestari dari batu yang bernyanyi. (Yun)

Tinggalkan Komentar

Kirim Komentar