TERAS

HKTI Bersatu, Revolusi Hijau Dimulai dari Desa

  • Administrator
  • Kamis, 26 Juni 2025
  • menit membaca
  • 80x baca
HKTI Bersatu, Revolusi Hijau Dimulai dari Desa

HKTI Bersatu, Revolusi Hijau Dimulai dari Desa

(Ket Foto, ki-ka: Widi Handoko, Sudaryono)

Jakarta, jogja-ngangkring.com – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menyatukan kembali kekuatan organisasinya dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-10 yang digelar pada 24–26 Juni 2025 di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta. Di tengah krisis pangan global dan tekanan liberalisasi pasar, penyatuan ini bukan sekadar konsolidasi internal—melainkan pertaruhan masa depan jutaan petani Indonesia.

Munas ini menghasilkan keputusan strategis dengan terpilihnya Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, sebagai Ketua Umum HKTI periode 2025–2030, menggantikan Fadli Zon yang telah memimpin selama dua periode. Pemilihan berlangsung secara aklamasi dan menjadi simbol kuat kepercayaan penuh terhadap figur muda yang dikenal dekat dengan akar rumput petani.

“Kalau organisasi ini gagal disatukan dan diperkuat, petani akan kembali jadi korban. Tapi jika berhasil, HKTI akan menjadi mesin perubahan dari desa untuk Indonesia,” ujar Drs. R. Widi Handoko, Ketua Harian DPD HKTI DIY, yang turut hadir di Munas bersama lima DPC dari kabupaten/kota se-DIY.

Kehadiran tokoh nasional seperti Menteri Pertanian Amran Sulaeman, Ketua Bappenas Rahmat Pambudi, dan Wamendes Riza Patria menandai betapa pentingnya momentum ini dalam arah pembangunan nasional.

Dalam pidato perpisahannya, Fadli Zon menyatakan optimisme atas estafet perjuangan yang kini berada di tangan yang tepat. Sudaryono pun menyambut amanah besar ini dengan semangat tinggi, menyebutnya sejalan dengan mandat Presiden Prabowo Subianto untuk merealisasikan swasembada pangan secara konkret.

“Ini tanggung jawab besar. Tapi justru itu yang memberi energi. Kita harus turun langsung, membangun kedaulatan pangan dari desa,” tegas Sudaryono dalam pidato perdananya.

Dukungan terhadap Sudaryono mengalir dari berbagai daerah, termasuk dari HKTI DIY yang menilai sosok pemimpin baru ini sebagai pribadi visioner yang lahir dari keluarga petani.

Ket foto, Pengurus HKTI DIY ki-ka : Oni Wantara (Ketua DPC Kota Jogja), R.Tumadi Satria (Ketua DPC Kulon Progo),   R.M.Sinarbiyat Nujanat (Ketua DPD DIY), R.Widi Handoko (Ketua Harian DPD DIY), Heri Susanto (Ketua DPC Gunungkidul), Sentot (Ketua DPC Sleman), Rosul Suhendro (Ketua DPC Bantul)

“Ini bukan sekadar simbol, tapi ruh yang hidup dalam gerakan pertanian kita. Kepemimpinan beliau menyatu dengan semangat petani di lapangan,” tambah Widi.

Tak berhenti pada seremoni nasional, DPD HKTI DIY langsung tancap gas dengan meluncurkan program “Lumbung Beras DIY” sebagai langkah nyata mewujudkan revolusi hijau dari Yogyakarta. Program ini menitikberatkan pada penguatan infrastruktur pertanian, pelatihan teknologi tepat guna, hingga akses modal dan pasar yang lebih luas bagi petani.

“Dari DIY kita mulai. Swasembada pangan bukan lagi jargon politik, tapi perjuangan kolektif. Petani harus berdaulat atas lahan, benih, dan hasil panennya,” tegas Widi.

Program ini juga menggandeng akademisi, sektor swasta, dan pemerintah daerah dalam semangat kolaboratif. Dengan slogan “Dari DIY Meng-Indonesia”, HKTI DIY menegaskan komitmennya untuk menjadikan desa sebagai pusat gerakan kedaulatan pangan nasional.

“Inilah wajah baru revolusi hijau: tumbuh dari desa, bergerak untuk Indonesia. Ini bukan sekadar gerakan organisasi, tapi bagian dari visi besar Presiden Prabowo: kemandirian pangan, kemakmuran petani,” pungkas Widi. (Yun)

 

Tinggalkan Komentar

Kirim Komentar