Haul ke-6 Nyai Ummi As’adah: Mengenang Sosok Ahlul Qur’an dan Ibu Para Santri
Yogyakarta, jogja-ngangkring.com – Peringatan haul ke-6 Almarhumah Nyai Ummi As’adah digelar dengan khidmat pada Minggu, 20 April 2025, di Pondok Pesantren (PP) Putri Nurul Ummahat, Jalan Raden Ronggo No. 981, Prenggan, Kotagede, Yogyakarta. Acara ini menjadi momen penghormatan bagi sosok istri pengasuh pesantren, yang dikenal tidak hanya sebagai hafidzah, tetapi sebagai Ahlul Qur’an dan ibu bagi para santriwati.
Pimpinan PP Putri Nurul Ummahat, KH Abdul Muhaimin, yang juga suami almarhumah, menyampaikan bahwa haul ini dikhususkan untuk kalangan ibu-ibu sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan dan dedikasi Nyai Ummi selama hayatnya.
"Pesantren ini hidup tidak hanya mulai dari nol, tetapi dari kondisi minus. Alhamdulillah, bersama Ibu Ummi yang selalu mendampingi dalam kondisi serba terbatas, akhirnya bisa berjalan sampai saat ini," ungkapnya dalam sambutan.
PP Putri Nurul Ummahat saat ini mengasuh sekitar 40 santriwati yang merupakan mahasiswa program S1 dan S2. Namun perjuangan Nyai Ummi tak berhenti di pesantren. Dalam pandangan Kiai Muhaimin, sang istri juga berhasil mendidik delapan anaknya tanpa bantuan pembantu rumah tangga, suatu pencapaian yang ia sebut sebagai buah dari barokah Al-Qur’an.
“Semua anak-anak sekarang sudah selesai. Itu karena beliau benar-benar sabar, kuat, dan tulus mengasuh tanpa pernah mengeluh,” tambahnya.
Nyai Ummi dikenal bukan hanya sebagai pengasuh pondok, tetapi juga aktif di masyarakat. Kegiatan PKK, dasawisma, hingga pengelolaan PAUD ia jalani dengan semangat. “Hebatnya lagi, di sela-sela semua aktivitas itu, beliau selalu menyempatkan waktu membaca dan memahami Al-Qur’an. Semuanya terasa berkah karena kedekatan beliau dengan kalamullah,” ungkap Kiai Muhaimin.
Nyai Ummi As’adah wafat pada 19 April 2019 di Jakarta, dalam perjalanan pulang dari lawatan di Amerika Serikat. Jenazah beliau kemudian dimakamkan di sekitar kompleks pondok pesantren yang beliau asuh. Hingga kini, makam tersebut tak pernah sepi dari peziarah, terutama para santriwati yang ingin mengenang dan mendoakan.
Salah satu santriwati senior yang ditemui jogja-ngangkring.com mengenang sosok Nyai Ummi sebagai figur keibuan yang sangat dekat dengan para santri.
"Beliau tidak hanya mengajari kami ilmu dan adab, tapi benar-benar mengasuh dengan hati. Kalau ada yang sakit, beliau yang pertama menjenguk. Kalau ada yang kesulitan, beliau yang pertama mencari solusi," katanya.
Santriwati itu menambahkan bahwa ziarah ke makam beliau kini menjadi rutinitas spiritual di kalangan santriwati. "Setiap hari selalu ada yang datang, membawa doa dan kerinduan. Kami merasa semangat beliau belum pernah benar-benar pergi," ujarnya.
Dalam haul yang berlangsung sederhana namun penuh kekhusyukan tersebut, pembacaan tahlil dan doa bersama dilanjutkan dengan tausiyah bertema keteladanan hidup dan keikhlasan dalam mendidik. KH Abdul Muhaimin menutup acara dengan harapan agar warisan nilai dari Nyai Ummi terus hidup dan menginspirasi.
"Semoga kita semua dapat menjaga semangat beliau. Bahwa membangun pesantren, membina keluarga, dan berkhidmah kepada masyarakat harus selalu berlandaskan pada nilai-nilai Al-Qur’an," tuturnya.
Haul ke-6 ini menjadi bukti bahwa sosok Nyai Ummi As’adah tak hanya dikenang karena jasanya, tetapi karena keteladanannya yang terus memberi napas dalam kehidupan pesantren Nurul Ummahat hingga hari ini. (Yun)
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar