TERAS

Kongres Seniman Yogyakarta Rumuskan Platform Koperasi Seniman

  • Administrator
  • Kamis, 16 Oktober 2025
  • menit membaca
  • 50x baca
Kongres Seniman Yogyakarta Rumuskan Platform Koperasi Seniman

Kongres Seniman Yogyakarta Rumuskan Platform Koperasi Seniman 

Yogyakarta, jogja-ngangkring.com — Koperasi Seniman Budayawan Adiluhung (KOSETA) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Kongres Seniman 2025 di Galeri Saptohoedojo, Jalan Solo, Yogyakarta, Rabu (15/10). Acara ini menjadi puncak rangkaian panjang agenda Pra Kongres yang telah berlangsung sejak Agustus melalui forum “Pasar Merdeka” dan Musyawarah Bunyi pada September lalu.

Menurut Sigit Sugito, Ketua KOSETA DIY, kongres ini bukan sekadar forum seremonial, tetapi merupakan wadah strategis untuk merumuskan platform inti (core platform) Koperasi Seniman di tengah arus besar disrupsi digital dan kecerdasan buatan (AI) yang mulai mengubah wajah industri kreatif.

“Kongres ini kita jadikan momentum untuk mengonsolidasikan gagasan dan arah bersama. Kita ingin memastikan para seniman dan budayawan tidak hanya bertahan, tapi justru memimpin perubahan di tengah gelombang disrupsi teknologi,” ujar Sigit Sugito.

Sebagai tindak lanjut dari rangkaian dialog sebelumnya, KOSETA menghadirkan enam policy brief utama sebagai tawaran gagasan dan strategi penguatan ekosistem seniman-budayawan Yogyakarta. Enam rumusan tersebut antara lain:

- Pasar Merdeka sebagai festival pasar tahunan untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif anggota koperasi.

- Pembentukan Skema Creative Fund Berbasis Karya, yaitu mekanisme pendanaan kreatif dengan jaminan nilai karya.

- Pendirian Rumah Produksi Bersama sebagai ruang kolaboratif lintas disiplin seni dan budaya.

- Kemitraan Wirausaha Baru Berbasis Budaya, untuk menumbuhkan pelaku usaha kreatif yang berakar pada nilai-nilai lokal.

- Peningkatan kesejahteraan seniman melalui kolaborasi dengan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan.

- Penguatan fungsi Museum dan Art Gallery Saptohoedojo sebagai ruang edukasi, pamer, dan interaksi kreatif lintas generasi.

Sigit menegaskan, enam kebijakan tersebut merupakan hasil dialog partisipatif antara seniman, budayawan, dan akademisi yang telah berlangsung selama tiga bulan terakhir. “KOSETA berupaya menjadi laboratorium sosial ekonomi kreatif yang mengintegrasikan nilai budaya dengan inovasi teknologi,” jelasnya.

Kongres Seniman 2025 ini diharapkan menjadi tonggak baru bagi seniman Yogyakarta untuk membangun model koperasi kreatif yang mandiri, inklusif, dan berkelanjutan  sekaligus menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya adiluhung Nusantara. (Tor)

Tinggalkan Komentar

Kirim Komentar

Berita Terkait