Lomba Masak Nasgor dan Malam Koes Plus-an RT 18 Tinalan
Yogyakarta, jogja-ngangkring.com — Di bawah cahaya purnama, lebih dari seratus orang warga RT 18/RW 04 Tinalan, Prenggan, Kotagede, Yogyakarta, berkumpul di RTH (Ruang Terbuka Hijau, fasum milik Pemkot Jogja). Sabtu malam 9 Agustus 2025, RTH berubah menjadi panggung ganda: musik nostalgia Koes Plus dan lomba masak nasi goreng bapak-bapak. Acara ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-80.
Dari atas panggung, lagu-lagu legendaris Koes Plus sejak akhir 1960-an mengalun. “Kisah Sedih di Hari Minggu”, “Layang-Layang”, hingga “Andaikan Kau Datang Kembali” dibawakan dengan gaya santai, membuat sebagian penonton ikut bersenandung dan menggoyangkan badan. Sesekali irama menjadi lebih rancak, membuat suasana semakin hangat dan menggugah semangat.
Di sisi lain arena, aroma aneka bumbu memenuhi udara. Delapan orang bapak-bapak ikut serta dalam lomba masak nasi goreng. Beberapa di antara mereka nyaris tidak pernah bersentuhan dengan wajan dan spatula. Demi lomba ini, ada yang menyempatkan “kursus kilat” terkait bumbu yang digunakan maupun maupun teknik mengaduk nasi di wajan panas.
Masing-masing peserta memasak setengah kilogram nasi, dengan niat agar selepas lomba bisa langsung disantap bersama. Waktu lomba disediakan 30 menit, namun rata-rata peserta sudah selesai dalam 10–15 menit. Diiringi musik Koes Plus, beberapa peserta bahkan ikut bergoyang santai sambil mengaduk nasi di wajan. Hasil lomba kali ini beragam, ada nasi goreng ala Jawa, ada pula nasi goreng rempah ala Timur Tengah dengan sentuhan kayu manis dan kapulaga.
Dihadiri lebih dari seratus orang warga, suasana menjadi seperti pesta rakyat. Anak-anak dan remaja bermain membentuk kelompok- kelompok kecil, sementara para ibu berswafoto di beberapa titik di venue sambil menikmati hidangan dan hiburan. Panitia juga menyediakan minuman hangat, kacang rebus dan pisang rebus.
Kebetulan malam itu juga menjadi momen perayaan ulang tahun salah satu warga senior yang genap berusia 71 tahun. Keluarganya menyiapkan tumpeng nasi gurih beserta lauk besar, sehingga setiap orang bisa mencicipinya bersama nasi goreng hasil karya para lomba.
Sekitar pukul 23.00 WIB acara selesai. Malam di RTH Tinalan kali ini bukan sekadar hiburan. Ia adalah panggung kebersamaan, di mana musik dan makanan menyatu, warga antusias merayakan kemerdekaan dan kegembiraan sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia jaya! (Yun)
Tinggalkan Komentar
Kirim Komentar